Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 20 Oktober 2016

TAJUK RENCANA: Kita Dukung Upaya Damai Afganistan (Kompas)

Kita sambut baik dua kali pertemuan antara kelompok Taliban dan wakil Pemerintah Afganistan di Qatar pada September dan Oktober ini.

Mullah Abdul Manan Akhund, saudara pendiri Taliban Mullah Omar yang tewas tahun 2013, bertemu muka dengan Mohammad Masoom Stanekzai, Kepala Intelijen Afganistan di Doha, Qatar. Tidak seorang wakil Pemerintah Pakistan pun hadir. Selama ini Pakistan, yang memiliki hubungan dengan Taliban, terlibat dalam pertemuan ini.

Padahal, dalam beberapa bulan terakhir, Taliban melakukan serangan secara simultan di seluruh negeri. Bahkan, mereka sempat merebut sebagian wilayah Kunduz hingga pasukan pemerintah berhasil merebut kembali.

Pertemuan Taliban dan utusan Kabul tidak lepas dari penangkapan beberapa pentolan Taliban. Pada 8 Oktober, Mullah Ahmadullah Nani, yang bertanggung jawab atas keuangan Taliban, ditangkap di Quetta. Agustus lalu, Mullah Sammad Sani juga ditangkap di Quetta.

Namun, kalaupun kekerasan terus terjadi, Pemerintah Afganistan terus mencoba mencari penyelesaian politik. Akhir bulan lalu, pemerintah mencapai kesepakatan dengan Gulbuddin Hekmatyar yang telah memusuhi rezim dukungan Amerika Serikat (AS) lebih dari satu dekade.

Mullah Akhund sengaja ditugasi oleh pemimpin Taliban untuk mengetahui detail pembicaraan dengan pemerintah. Kehadiran Mullah menunjukkan bahwa baik dari sisi militer maupun politik sudah ada kesamaan pandangan.

Seorang pemimpin Quetta Shura, salah satu kelompok paling berpengaruh di Taliban, mengatakan, Islamabad mulai kehilangan pengaruh ke kelompok ini pertengahan tahun 1990-an. Bagi dia, ketidakhadiran wakil Pakistan tidak masalah dikarenakan sebagian pemimpin Taliban menduga keterlibatan Pakistan terhadap kematian pemimpin tertinggi Taliban Mullah Mansoor.

Meskipun Pemerintah Afganistan mengonfirmasi perjalanan Stanekzai ke Doha, Juru Bicara Presiden Afganistan menolak berkomentar. Sejak kematian Mullah Omar, mulai terjadi perpecahan di tubuh Taliban, yaitu kelompok yang ingin negosiasi dan yang ingin terus mengangkat senjata.

Sebelum bertemu di Qatar, pemerintah telah berupaya berdialog, tetapi gagal. Pertemuan terakhir antara Taliban dan Pemerintah Kabul terjadi di Murree, Juli 2015, yang juga dihadiri wakil dari AS dan Pakistan.

Kita berharap penyelesaian politik konflik di Afganistan segera menemukan titik terang. Masyarakat internasional, khususnya Barat dan AS, harus mendukung itikad baik Presiden Ghani dan pemimpin Taliban.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Oktober 2016, di halaman 6 dengan judul "Kita Dukung Upaya Damai Afganistan".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger