Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 17 Oktober 2016

TAJUK RENCANA: Perlu Pendekatan Rendah Hati (Kompas)

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa terpilih, Antonio Guterres (67), berjanji akan memperlakukan semua negara anggota PBB setara.

Janji itu diucapkan Guterres di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Kamis (13/10), setelah resmi terpilih menjadi Sekjen PBB periode 2017-2021. Ia mulai bertugas pada 1 Januari 2017, menggantikan Ban Ki-moon, yang akan berakhir masa tugasnya pada 31 Desember 2016. Ban Ki-moon menjabat sebagai Sekjen PBB selama dua periode, 2007-2016.

Guterres mengungkapkan, ia dipilih oleh semua anggota PBB. Oleh karena itu, ia merasa memiliki kewajiban untuk melayani mereka secara setara. Perasaan Guterres itu wajar saja, mengingat tahun ini, untuk pertama kali pemilihan Sekjen PBB berlangsung secara terbuka.

Ia mengemukakan, sebagai Sekjen PBB (2017-2021), ia menyadari tantangan yang dihadapinya sangat berat, padahal kewenangannya sangat terbatas. "Problem dunia yang sangat kompleks hanya dapat ditangani dengan pendekatan yang rendah hati," ujarnya. Ia menambahkan, Sekjen PBB tidak memiliki semua jawaban dan ia juga tidak mencoba untuk memaksakan pandangannya.

Posisinya sebagai Sekjen PBB memang memiliki keterbatasan. Resolusi atau keputusan yang dihasilkan PBB hanya dapat diterapkan apabila kelima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB menyetujuinya secara bulat. Kelima negara anggota tetap DK PBB, yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, dan Tiongkok, mempunyai hak veto yang dapat digunakan untuk membatalkan resolusi atau keputusan PBB. Satu saja negara anggota tetap DK PBB tidak sepakat, negara itu dapat menggunakan hak veto untuk membatalkan resolusi atau keputusan PBB.

Walaupun demikian, banyak harapan yang ditumpukan kepada Guterres. Pengalamannya sebagai Perdana Menteri Portugal (1995-2002) dan Ketua Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNCHR) tahun 2005-2015, diharapkan akan membuat dia kreatif, luwes, dan rendah hati dalam menangani masalah yang menunggu untuk diselesaikannya.

Presiden AS Barack Obama menilai, Guterres memiliki karakter, visi, dan keterampilan untuk memimpin PBB dalam menghadapi masa-masa kritis. Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan, dunia memerlukan sebuah PBB yang kuat dan Guterres memiliki kemampuan untuk menetapkan arah yang dituju, memimpin, dan melakukan perubahan.

Semua itu memperlihatkan besarnya harapan yang ditumpukan kepada Guterres. Itu pula yang membuat untuk pertama kalinya, kelima negara anggota tetap DK PBB secara aklamasi menerima calon yang diajukan oleh Majelis Umum PBB. Kita menunggu kiprahnya pada awal tahun 2017.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Oktober 2016, di halaman 6 dengan judul "Perlu Pendekatan Rendah Hati".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger