Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 05 Desember 2016

Kembalikan Fungsi Jalan Raya//Kembalikan Uang Saya (Surat Pembaca Kompas)

Kembalikan Fungsi Jalan Raya

Melihat keberhasilan Pemprov DKI Jakarta mengembalikan fungsi sungai dan kali, besar harapan saya sebagai warga Jakarta melihat jalan raya juga kembali pada fungsinya.

Yang saya tahu, jalan raya berfungsi utama untuk memindahkan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Kendaraan adalah obyek penyertanya.

Setelah krisis moneter 1998, tingkat kemakmuran warga Indonesia, khususnya Jakarta, kembali meningkat. Selama hampir dua dekade, produsen mobil terus berlomba memasarkan produk. Akibatnya, di Jakarta dan hampir seluruh kota besar di Indonesia, jalan raya berubah fungsi menjadi sarana memindahkan mobil pribadi.

Di satu sisi, pemerintah tidak bisa membatasi produksi mobil karena berkaitan dengan banyak pihak yang terkait dengan bisnis otomotif. Di sisi lain, pemerintah kurang mengimbanginya dengan peningkatan kapasitas jalan ataupun moda angkutan massal. Akibatnya, jalan tidak bisa menampung jumlah kendaraan yang terus bertambah.

Kami rakyat kecil sangat berharap kepada Pemprov DKI—termasuk yang terpilih kelak—untuk berani mengembalikan fungsi jalan raya.

Hampir 90 persen pengguna mobil pribadi tidak memanfaatkan kapasitas tempat duduk secara optimal. Dari 5-7 tempat duduk yang tersedia, hanya digunakan satu. Mobil yang hanya diisi satu orang memakan 6-7,2 m2 dari jalan hanya untuk dirinya. Bandingkan dengan sepeda motor atau bus, satu orang hanya memakai 0,5 m2 jika menggunakan sepeda motor dan 0,5-1,4 m2 jika menggunakan kendaraan umum (bus sedang atau bus).

Hanya kesadaran warga dengan dukungan regulasi Pemprov DKI yang bisa mengatasi ini. Saya pribadi mengimbau pengguna jalan untuk mengesampingkan gengsi dan kenyamanan pribadi. Terutama pengendara mobil yang masih berusia di bawah 50 tahun, sebaiknya menggunakan kendaraan umum jika pergi sendirian.

Pemprov DKI juga seyogianya menerapkan peraturan ganjil genap di seluruh jalan protokol. Tidak kalah penting adalah menambah jumlah bus transjakarta supaya tidak terlalu berjejal dan lebih tepat waktu. PT Kereta Api Indonesia juga bisa membantu dengan meningkatkan jumlah angkutan kereta api.

Semoga calon gubernur dan wakil gubernur mendatang—siapa pun mereka—bisa melanjutkan upaya perbaikan Jakarta yang sudah berjalan agar semakin layak huni.

SUSPADA S

Jalan Sunan Ampel, Rawamangun, Jakarta Timur

Kembalikan Uang Saya

Tanggal 19 Mei 2016, telemarketing dari perusahaan Jakarta Promosi Indonesia bernama Rahman menelepon saya, mengatakan telah bekerja sama dengan Kartu Kredit BNI dan menawarkan kartu keanggotaan The Media Privilage Club dengan berbagai macam fasilitas diskon dan kupon (voucher).

Ia mengatakan, jika dalam jangka waktu enam bulan semua fasilitas diskon dan kupon tidak dipakai, semua uang yang dibayarkan akan dikembalikan.

Akhirnya saya tertarik dan melalui karyawan yang diutus, saya melakukan transaksi via kartu kredit BNI Rp 7.920.000. Saudara Rahman mengatakan, transaksi tersebut hanya untuk memproteksi nilai saldo saya agar tidak dipakai transaksi lain.

Namun, 15 menit kemudian saya sadar tak perlu keanggotaan tersebut dan membatalkan transaksi. Saya meminta Sdr Rahman mengembalikan uang saya, tetapi ia bilang transaksi tidak bisa dibatalkan. Ia hanya membantu mengubah kartu anggota platinum menjadi kartu reguler dan mengembalikan selisih uang sekitar Rp 3 juta.

Besoknya saya ditelepon Ibu Jessica untuk membantu mengembalikan uang Rp 3 jutaan itu dalam dua bulan proses. Namun, setelah dua bulan tak ada kabar.

Setelah enam bulan, 23 November 2016, saya menelepon Sdr Rahman. Berkali-kali HP-nya tidak aktif. Saya menelepon kantor The Media Privilage Club, diterima Ibu Fitri, yang menyarankan menghubungi atasan langsung Sdr Rahman, yaitu Sdr Muchtar (HP 081282059264), tetapi tidak pernah diangkat.

Saya mohon Jakarta Promosi Indonesia mengembalikan uang saya segera. Gara-gara itu, saya harus "gali lubang tutup lubang" untuk kebutuhan lainnya.

MISWAR

Kompleks Griya Permata Indah, Kabupaten Bandung

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Desember 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger