Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 17 Januari 2017

TAJUK RENCANA: Kerja Sama RI-Jepang ke Depan (Kompas)

Lawatan Perdana Menteri Shinzo Abe menegaskan pentingnya hubungan kedua negara. Selain kesepakatan yang ditandatangani, kita ingin menerawang jauh.

Seperti kita baca kemarin, setelah bertemu di Istana Bogor, Minggu (15/1), Presiden Joko Widodo bersama tamunya mengatakan, kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama ekonomi. Di antara kesepakatan itu adalah pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dan pengembangan Blok Masela.

Yang juga ikut dibahas adalah rencana pembangunan jalur kereta api semicepat Jakarta-Surabaya serta sentra kelautan dan perikanan di pulau-pulau terdepan di Indonesia. Pemerintah Jepang menyiapkan investasi 74 miliar yen untuk pembangunan irigasi dan konservasi pantai. Diharapkan, dengan pelbagai proyek di atas akan banyak tercipta kesempatan usaha dan lapangan kerja.

Pertemuan Minggu kemarin merupakan pertemuan ke- enam di antara kedua pemimpin dalam dua tahun terakhir. Hal ini menunjukkan hubungan kedua negara baik dan menggarisbawahi adanya kondisi saling membutuhkan.

Sempat diredupkan oleh bangkitnya raksasa Tiongkok, tetapi tak diragukan lagi Jepang masih merupakan kuasa ekonomi dan teknologi penting di dunia. Kita menyaksikan, dalam produk elektronik, konsumen kejayaan Jepang telah direbut oleh Korea Selatan. Bisa dikatakan keunggulan kompetitif Jepang yang mudah diamati kini tinggal di bidang otomotif, yang mungkin disusul Korea.

Sejauh ini, baik untuk produk otomotif maupun elektronik, Indonesia tetap sebagai pasar. Semestinya selain proyek khusus seperti yang sejauh ini disepakati, Indonesia baik juga meminta alih teknologi untuk produk komersial yang banyak diperdagangkan di sini.

Kita ingin memaknai lebih jauh bahwa kerja sama bukan semata investasi proyek, melainkan juga ada nilai penguatan kemampuan nasional. Setelah bertahun-tahun, menjadi terlalu simpel jika Indonesia berhenti hanya sebagai penerima bantuan dan pasar. Jika ini terus terjadi, tekad Indonesia untuk mentransformasikan perekonomian dari berbasis sumber daya (alam) ke ilmu pengetahuan hanya berhenti di tekad. Mestinya yang diperoleh dari Jepang tak sebatas yen, tetapi alih teknologi, inovasi, dan kulturnya.

Kita juga menyadari, soal yang kita bahas bukan semata bergantung pada kemauan Jepang, melainkan hasrat bangsa Indonesia menjadi negara maju yang memiliki kemampuan teknologi dan inovasi. Kita tetap menghargai Jepang yang telah memberikan banyak bantuan kepada negeri ini. Namun, jika pola kerja sama yang ada tak beranjak dari biasanya, sulit bagi kita untuk melihat kemajuan sejati. Kunjungan PM Jepang selain sebagai simbol datangnya bantuan, semestinya juga menjadi saat yang tepat untuk menyampaikan niat menjadi bangsa yang ingin maju.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Januari 2017, di halaman 6 dengan judul "Kerja Sama RI-Jepang ke Depan".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger