Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 17 Januari 2017

TAJUK RENCANA: Saatnya Trump Dengarkan Dunia (Kompas)

Konferensi di Perancis menegaskan pentingnya penyelesaian konflik Timur Tengah, sekaligus mengirimkan sinyal reaksi dunia terhadap Donald Trump.

Seperti kita ketahui, sejak awal, presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, telah menyatakan dukungan penuh terhadap pemerintahan garis keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Bahkan, ia menyebut tak ada seorang pun yang demikian peduli kepada Israel seperti dirinya. Trump juga mengungkapkan rencana kontroversial untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem. Padahal, kita tahu status legal Jerusalem menjadi salah satu syarat utama terciptanya perdamaian di kawasan tersebut.

Isyarat bahwa era Trump bakal mempersulit atau bahkan menghancurkan perdamaian di Timur Tengah telah ditangkap oleh negara-negara yang selama ini bersusah payah mendorong terwujudnya perundingan damai antara Israel dan Palestina. Mereka pun tak mau membuang waktu dan memanfaatkan semaksimal mungkin keberadaan Presiden Barack Obama untuk membuat sejumlah keputusan penting yang melibatkan AS.

Disahkannya Resolusi DK PBB 2334 pada 23 Desember 2016 yang mengecam dan menyerukan penghentian ekspansi permukiman ilegal oleh Israel di wilayah Palestina merupakan salah satu wujudnya. Resolusi ini berhasil disepakati karena AS bersikap abstain, langkah yang jarang terjadi untuk keputusan terkait kepentingan Israel.

Untuk kelanjutan pelaksanaan resolusi itu, Perancis memprakarsai konferensi perdamaian yang menekankan penyelesaian konflik atas dasar solusi dua negara, di mana Israel dan Palestina bisa hidup berdampingan secara damai sebagai dua negara berdaulat. Netanyahu mengecam pertemuan ini sebagai sia-sia karena "masa depan akan datang beberapa hari lagi". Netanyahu merujuk pada pelantikan Trump, 20 Januari 2017.

Namun, justru di situlah pentingnya pertemuan ini. Pesan paling kuat dari Paris memang ditujukan untuk Trump. Bahwa mayoritas negara di dunia menginginkan perdamaian di Timur Tengah. Dan, cara terbaik untuk mencapai itu tetaplah dengan pendekatan solusi dua negara. Langkah Trump yang ingin memindahkan Kedubes AS ke Jerusalem jelas-jelas akan menghancurkan perdamaian dan mengobarkan kekerasan kembali.

Di tengah semakin intensnya persaingan pengaruh antara Obama dan Trump, di mana pada hari-hari terakhirnya Obama mengesahkan sederet kebijakan baru, sementara Trump berjanji akan "menghapus" semua warisan Obama, maka dunia menanti dengan harap-harap cemas apa yang akan terjadi.

Kini, saatnya bagi Trump untuk mendengarkan dunia. Saatnya untuk berpikir dan bertindak sebagai negarawan, bukan lagi selebritas televisi.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Januari 2017, di halaman 6 dengan judul "Saatnya Trump Dengarkan Dunia".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger