Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 13 Februari 2017

Dari Askes ke BPJS//Tanggapan Sony//Tanggapan Jakarta Garden City //Gangguan Telepon (Suara Pembaca Kompas)

Dari Askes ke BPJS

Aloysius Aloy, suami saya, anggota DPR sejak 1972. Sejak saat itu kami menjadi peserta asuransi wajib, yaitu Askes. Premi asuransi langsung dipotong dari gaji.

Awalnya fasilitas Askes sangat terbatas dan untuk memanfaatkannya cukup merepotkan. Sampai akhirnya jika memerlukan pelayanan kesehatan, kami memilih membayar tunai. Untuk pengobatan primer dan vaksinasi anak-anak, kami memanfaatkan jasa klinik DPR yang terletak di area DPR.

Tahun 1990-an, fasilitas Askes mulai membaik. Bahkan, anggota DPR dan keluarganya mendapat fasilitas Golden Card. Kami mendapat pelayanan VIP. Ketika suami tidak lagi menjadi anggota DPR, kami mendapat fasilitas Askes biasa dan untuk rawat inap mendapat fasilitas kelas satu. Semua lancar. Kami dilayani Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sesuai lokasi tempat tinggal. Apabila di puskesmas tidak tersedia fasilitas yang diperlukan, kami dirujuk ke RS Pelni atau RSAL Mintohardjo.

Kemudian datanglah BPJS Kesehatan. BPJS membuat banyak rakyat dapat berobat karena biaya menjadi terjangkau. Ajaibnya, manajemen Askes yang telah bagus itu disatukan dengan manajemen BPJS, si pendatang baru.

Dengan digabungkannya BPJS dengan Askes, saya merasa bahwa hak saya sebagai peserta Askes dieliminasi. Proses pengobatan yang dulu telah berlangsung baik ternyata tidak lagi berjalan. Kami mengalami berbagai kendala dalam mengakses sarana kesehatan yang kami perlukan. Padahal, kami bertahun-tahun telah melaksanakan kewajiban dengan membayar premi yang langsung dipotong dari gaji dan setelah pensiun pun langsung dipotong dari uang pensiun kami.

Pelayanan kesehatan peserta Askes di Rumah Sakit Pelni yang bertahun-tahun telah berjalan baik kini tersendat-sendat. Peserta BPJS yang berobat di sana sehari bisa mencapai 100 pasien. Belum dari pasien bukan peserta BPJS. Untuk mendapat nomor antrean saja, kami harus berangkat pukul 04.00 dari rumah. Kadang-kadang, kalau tidak mendapat nomor, kami harus kembali keesokan harinya.

Belum lagi ada dokter yang membatasi jumlah pasien. Biasanya dokter hanya melayani 30 pasien BPJS. Di pihak lain, dokter harus juga melayani pasien non-BPJS. Pernah dokter yang seharusnya melayani pasien BPJS pingsan. Esoknya saya terpaksa datang lagi untuk berobat.

Beberapa kali terjadi, ketika saya sudah diperiksa dokter dan kemudian antre untuk mendapatkan obat, pihak farmasi mengatakan bahwa obatnya kosong. Saya diminta untuk ambil obat seminggu lagi. Bagaimana ini?

YULIA PRATIWI, ALTHIA PARK, JALAN GRAHA, BINTARO JAYA, TANGERANG SELATAN

Tanggapan Sony

Sehubungan dengan surat pembaca di harian Kompas (2/2) berjudul "HP Bermasalah", dengan ini kami informasikan bahwa kami telah selesai memperbaiki unit Sony Xperia M5 Dual Ibu Ekky Noor Paramitha dan unit sudah diambil di Service Center Sony.

Sony Mobile Communications berterima kasih atas masukan yang diberikan juga atas kesetiaannya menggunakan ponsel Sony Mobile.

Kami terus berupaya meningkatkan mutu dan layanan purnajual kami di Service Center.

ROI PERMADI, MANAGER CUSTOMER SERVICE SONY MOBILE COMMUNICATIONS INTERNATIONAL AB INDONESIA REPRESENTATIVE OFFICE

Tanggapan Jakarta Garden City

Menanggapi surat Bapak Daniel Sanjaya di harian Kompas (Rabu, 1/2), kami dari pihak Jakarta Garden City memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami.

Berikut kami jelaskan kronologi pengembalian untuk unit E6/9. Pada 20 Desember 2016, pihak keuangan menerima dokumen refund dari bagian pemasaran untuk proses pengembalian dana.

Pada 23 Desember 2016, pihak penjual meminta kelengkapan KK pelanggan karena ada perbedaan nama pada rekening bank untuk pengembalian. Nama pelanggan Daniel Sanjaya, sementara dana ditransfer ke rekening atas nama Christina.

Setelah dokumen diterima pada 24 Januari 2017, pihak keuangan memproses transfer pengembalian dana. Pada 26 Januari 2017, dana efektif diterima pelanggan.

Demikian kami sampaikan.

TASYA MANUPUTTY, MARCOMM MANAGER JAKARTA GARDEN CITY, PT MODERNLAND REALTY, TBK

Gangguan Telepon

Telepon di kantor saya sudah sebulan mati total terhitung sejak 25 Desember 2016. Kami sudah melapor setiap hari ke 147 dan sudah empat kali ganti nomor laporan. Namun, belum ada upaya perbaikan.

Di Plaza Telkom Teuku Umar, Denpasar, kami mendapat nomor tiket laporan IN12693847. Dijanjikan akan ada teknisi Telkom datang memeriksa, tetapi sampai saat ini belum ada realisasi.

I GDE SUCAHYA JAYA, JALAN JAYAGIRI I, DENPASAR

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Februari 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger