Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 24 Februari 2017

Menyanyi "Indonesia Raya"//Perubahan Penerbangan (Surat Pembaca Kompas)

Menyanyi "Indonesia Raya"

Membaca Kompas (Sabtu, 11/2) tentang "Menyanyi 'Indonesia Raya'" yang ditulis Bapak Budijono Djodymartono, Banyuwangi, hati saya tergelitik karenanya. Apalagi, hal ini juga sudah lama saya rasakan.

Saya masih menyimpan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Peraturan ditetapkan oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Djuanda pada 26 Juni 1958, diundangkan oleh Menteri Kehakiman GA Maengkom pada 10 Juli 1958.

Peraturan itu terdiri dari 6 bab dan 10 pasal, diatur mulai dari kapan penggunaan lagu kebangsaan, tata tertib penggunaannya, sampai ke aturan hukumnya. Di sini saya kutipkan Pasal 9 tentang tata tertib menyanyikannya.

Isi pasal 9 adalah sebagai berikut: "Pada waktu lagu kebangsaan diperdengarkan/dinyanyikan pada kesempatankesempatan yang dimaksud dalam peraturan ini, maka orang yang hadir berdiri tegak di tempat masing-masing. Mereka yang berpakaian seragam dari sesuatu organisasi memberi hormat dengan cara yang telah ditetapkan untuk organisasi itu. Mereka yang tidak berpakaian seragam, memberi hormat dengan meluruskan lengan ke bawah dan melekatkan tapak tangan dengan jari rapat pada paha, sedang penutup kepala harus dibuka, kecuali kopiah, ikat kepala, sorban dan kudung atau topi wanita yang dipakai menurut agama atau adat-kebiasaan."

Saya sertakan juga syair lagu "Indonesia Raya" bait II dan III yang sangat jarang dinyanyikan.

II. "Indonesia tanah yang mulia tanah kita yang kaya

Di sanalah aku berada untuk s'lama-lamanya

Indonesia tanah pusaka p'saka kita semuanya

Marilah kita mendoa Indonesia bahagia

Suburlah tanahnya suburlah jiwanya

Bangsanya, rakyatnya, semuanya

Sadarlah hatinya sadarlah budinya

Untuk Indonesia Raya"

III. "Indonesia tanah yang suci, tanah kita yang sakti

Di sanalah aku berdiri 'njaga ibu sejati

Indonesia tanah berseri tanah yang aku sayangi

Marilah kita berjanji Indonesia abadi

S'lamatlah rakyatnya, s'lamatlah putranya

Pulaunya, lautnya, semuanya

Majulah negerinya majulah pandunya

Untuk Indonesia Raya"

Semoga dengan ini ada manfaatnya bagi semua.

DJARMONO

Jl Delima, Malaka Sari, Jakarta

Perubahan Penerbangan

Tanggal 9 Februari 2017, saya membeli tiket penerbangan Batik Air Manado-Jakarta (Halim Perdanakusuma) untuk penerbangan pukul 17.20 tanggal 21 Februari 2017 atas nama saya dan istri melalui Traveloka.

Jadwal tersebut sesuai daftar di aplikasi daring Traveloka dan Batik Air. Semua transaksi berjalan lancar dan tiket saya terima melalui surat elektronik dengan bukti transaksi 129438675, kode booking RRTNSH dengan penerbangan ID-7734.

Tanggal 15 Februari 2017 pukul 16.16 ada SMS dari Batik Air isinya: "Penumpang Batik Air rute Manado-Halim tgl 21 Feb ID7734 dialihkan ke ID6275 jam 19.40 tiba di Bandara Soekarno- Hatta. Info hub. 02163798000".

Lalu saya hubungi nomor tersebut. Petugas menjawab, ia dapat membantu mengubah jadwal maju atau mundur ke tanggal lain atau membatalkan (refund). Saya katakan ini tidak adil, baik mengundurkan maupun memajukan jadwal tidak mungkin karena akan mengganggu acara saya. Jika dibatalkan, uang pengembalian baru saya terima tiga bulan ke depan dan ada pemotongan biaya administrasi 25 persen.

Saya merasa tertipu karena Batik Air telah menawarkan penerbangan ID7734 Manado-Jakarta Halim Perdanakusuma kepada publik, tetapi nyatanya membatalkan sepihak penerbangan itu dengan mengalihkan ke Bandara Soekarno-Hatta pada jam yang berbeda pula.

Harga yang ditawarkan saat itu Rp 1.178.100 per orang, sementara harga Manado-Jakarta Soekarno-Hatta pada 15 Februari (saat saya komplain) adalah Rp 1.080.000. Artinya, tiket lebih murah daripada yang saya beli.

Saya dirugikan dari sisi waktu dan biaya transportasi. Saya memilih Halim karena lebih dekat dengan rumah saya di Bogor.

TUMPAK PASARIBU

Tamansari Persada, Bogor

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Februari 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger