Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 14 Maret 2017

Antioksidan dan Radikal Bebas//Barang Tak Datang (Surat Pembaca Kompas)

Antioksidan dan Radikal Bebas

Saya pembaca setia halaman rubrik Konsultasi Kesehatan Kompas yang dimuat setiap hari Sabtu. Sebagai pensiunan PNS berumur 72 tahun, alhamdulillah, saat ini rasanya saya sehatsehat saja. Saya adalah alumnus Teknologi Pangan IPB tahun 1963.

Saya memperhatikan, sekarang marak iklan produk makanan dengan kandungan antioksidan. Hampir semua makanan dan minuman yang dijual mengandung antioksidan yang berfungsi menghambat radikal bebas.

Sepanjang yang saya baca, radikal bebas merupakan hasil metabolisme makanan dan minuman, menghasilkan zat yang diserap tubuh dan zat yang tidak diserap oleh tubuh. Zat terakhir ini sangat berbahaya jika dibiarkan di dalam tubuh dengan akibat menimbulkan segala penyakit, antara lain kanker, infeksi, dan gangguan organ tubuh.

Antioksidan banyak pada sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin A, C, E, dan zink. Antioksidan juga terdapat banyak dalam teh dan kopi. Kita juga tahu, vitamin yang larut dalam lemak adalah A, D, E, K, sedangkan yang lain larut di air. Maka, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, dan ikan.

Selain mengonsumsi bahan-bahan di atas, saya kadang juga mengonsumsi daging ayam dan sapi serta masih ditambah dengan multivitamin dan vitamin E. Apakah mengonsumsi multivitamin dan vitamin E setiap hari dapat menyebabkan efek samping?

Seperti diketahui, kita diharapkan sesedikit mungkin mengonsumsi kandungan kimia, sementara multivitamin yang saya minum dibuat secara sintetis kimiawi. Apakah mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sudah mencukupi kebutuhan antioksidan tubuh kita?

Semoga rubrik kesehatan bisa mengagendakan pembahasan radikal bebas dan antioksidan untuk kesehatan yang saya yakin akan banyak manfaatnya bagi upaya menjaga kesehatan masyarakat awam.

IR HARDJONO

Jalan Tanimbar Blok H Cinere Megapolitan, Depok

Barang Tak Datang

Pada 1 Desember 2016, saya membeli dua tas wanita dengan tipe dan warna sama secara daring lewat Lazada. Penjual RZ Shop, dengan nomor pesanan #347986751, jasa pengiriman JNE.

Pada 6 Desember 2016, saya hanya menerima satu tas. Pada 9 dan 10 Desember 2016, saya konfirmasi ke RZ Shop dan dijawab pesanan saya dijadikan dua resi. Nomor resi BTHF905775260816 yang sudah saya terima dan nomor BTHF905774181116 yang belum saya terima.

Pada 12 Desember 2016, saya live chatdengan Lazada, dijawab nomor resi BTHF905774181116 tidak ada. Artinya, saya tidak bisa komplain dan minta pengembalian uang dari Lazada.

Saya konfirmasi RZ Shop lagi, dikirimi foto hasil tracking pengiriman JNE bahwa barang sudah sampai di gudang JNE Yogyakarta. Saya ke gudang JNE Yogyakarta pada 14 Desember 2016, katanya barang belum sampai. Saya datang lagi 15 Desember 2016, dijelaskan barang sudah sampai di gudang JNE Yogyakarta, tetapi hilang.

Selanjutnya, saya diminta ke layanan pelanggan JNE cabang Yogyakarta. Saya ikuti sarannya dan di sana form komplain saya dibantu diisikan petugas. Saya tinggal menunggu konfirmasi lewat telepon dalam 2-3 hari.

Sampai satu minggu tidak ada konfirmasi, akhirnya saya tanyakan ke JNE lewat telepon. Dijawab sedang diproses. Seminggu sekali saya telepon dan selalu dijawab sedang diproses.

Sampai 31 Januari 2017, saya datang langsung ke JNE cabang Yogyakarta, diberi tahu bahwa dalam prosedur JNE setelah saya mengajukan klaim, pihak pengirim (dalam hal ini penjual, RZ Shop) juga harus mengajukan klaim.

Syaratnya mengisi form, resi asli, fotokopi KTP/identitas, dan nota barang. Uang penggantian diberikan kepada pihak pengirim. Pemberitahuan ini baru satu bulan kemudian. Dalam kasus jual beli daring, di mana kita tidak mengenal penjualnya, bagaimana mungkin aturan seperti itu diterapkan?

Walau tidak masuk akal, saya menghubungi RZ Shop untuk minta tolong mengajukan klaim ke JNE Batam. Setelah melewati argumentasi lumayan panjang, akhirnya RZ Shop bersedia. Selanjutnya, saya konfirmasi ke RZ Shop, 17 Februari 2017, tentang perkembangan komplainnya, dijawab JNE Batam masih proses.

Sampai 2 Maret 2017, komplain saya tentang barang hilang tidak ada kabar.

EKO UTOMO

Jl Mantrigawen Lor, Kraton, Yogyakarta

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Maret 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger