Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 25 Maret 2017

Mengindonesiakan Istilah//Pengembalian Uang//NIK dan Wesel Pos (Surat Pembaca Kompas)

Mengindonesiakan Istilah

Istilah hoax marak beberapa bulan terakhir. Hoax yang berarti cerita bohong atau memperdayakan merupakan kata dalam Bahasa Inggris yang cara bacanya adalah "houks".

Meski demikian, kita saksikan di televisi bahwa pejabat dan tokoh berbeda-beda pengucapannya. Ada yang mengucapkannya sebagai hoaks dan ada juga yang houks.

Di harian Kompas (Sabtu, 11/3), hoaxdiindonesiakan menjadi hoaks. Menurut saya, hoax harus ditulis hoax. Jika mau diindonesiakan, penulisannya adalah houks. Bukankah fashion juga ditulis fesyen, bukan fasion. Action ditulis eksyen, tidak pernah ditulis aksion.

Semoga kita bisa membuka diskusi di ruang ini.

KRIS KARTAWIGUNA, TAMAN ARIES, JAKARTA BARAT

Catatan Redaksi:

Terkait kata hoax atau houks, sebetulnya kata hoaks yang ditulis Kompas sudah terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring (online). Demikian pula kata fesyen (fashion), tetapi tidak untuk kata eksyen (action). Kata terakhir biasa dipadankan dengan kata aksi atau laga, seperti dalam frase bintang action (bintang laga).

Untuk fashion dan action, Kompas menggunakan mode dan aksi atau laga ketimbang fesyen dan eksyen. Sebab, unsur sh dalam fashion, dan ct dalam action belum teruji untuk menjadi sy. Ini terlihat dari belum banyaknya digunakan dalam bahasa tulis. Kluster sy biasanya digunakan untuk kata-kata yang berasal dari bahasa Arab (syukur, syair, syarat, dan sebagainya).

Kata hoaks jelas dasar pembentukannya karena mengambil analogi dari taxi (yang menjadi taksi). Bolehlah orang membacanya teksi, tetapi penulisan bentuk bakunya adalah taksi.

Meski demikian, bahasa Indonesia akan terus berkembang. Bukan tidak mungkin kata hoax akan ditulis menjadi hoax atau houks dan "mengalahkan" hoaks yang digunakan Kompas dan Badan Bahasa. Hal-hal seperti ini lazim dalam pengembangan bahasa, seperti kata mesjid yang menjadi masjid, resiko menjadi risiko, dan automatis menjadi otomatis.

Terima kasih atas perhatian dan masukan yang Anda berikan.

Pengembalian Uang

Sehubungan dengan pengunduran anak kami dari Telkom University dengan nomor peserta 0812 954 76581, kami memohon kepada Wakil Rektor 2 Telkom University, 11 Agustus 2016, untuk mengembalikan uang pembangunan Rp 7 juta.

Namun, sampai sekarang belum ada realisasinya. Semua persyaratan yang diminta bagian keuangan sudah kami lengkapi.

Mohon konfirmasinya kapan uang kami bisa dikembalikan walaupun ada pemotongan biaya administrasi.

SLAMET RIYADI, VILA NUSA INDAH, GUNUNG PUTRI, BOGOR 16969

Mati Total

Tanggal 28 Januari 2017, layanan Indihome di rumah kami mati total. Esok harinya, kami melapor ke Telkom 147 dengan tiket IN 12730821.

Setelah berkali-kali menagih janji ke @TelkomCare melalui Twitter, petugas datang dua minggu kemudian, tepatnya 12 Februari 2017. Setelah diperiksa, ternyata masalahnya sederhana, modem mati. Cukup diganti dengan modem baru.

Tanggal 11 Maret 2017, kami ke Plaza Telkom Gatot Subroto, minta kompensasi diskon biaya berlangganan akibat layanan mati dua minggu. Kepada kami dinyatakan tarif kompensasi adalah 2 persen per hari terhitung hari ketiga sejak masalah dilaporkan. Total kompensasi 20 persen.

Ketika kami mempertanyakan apa dasarnya, petugas menjawab bahwa ini ketentuan internal.

ALBERT H PRIYONO, MUTIARA SENTUL, NANGGEWER, CIBINONG, BOGOR 16912

NIK dan Wesel Pos

Beberapa kali saya menerima wesel pos dari Kantor Pos Indonesia di Bandung. Terakhir, saya menerima wesel pos akhir Februari 2017 dan minggu pertama Maret 2017. Wesel pos dialamatkan ke rumah di Jakarta Timur, sedangkan alamat saya berdasarkan KTP adalah Malang.

Wesel pos tersebut bisa diuangkan di Kantor Pos Cipinang Melayu dan wesel satunya di Kantor Pos Jalan Pemuda.

Ketika saya akan menguangkan di Cipinang Melayu, wesel pos ditolak dengan alasan berbeda alamat. Saya ingin menanyakan di sini, KTP yang saya miliki adalah KTP-el dengan NIK yang berlaku nasional. Apakah dengan berlakunya KTP-el dan NIK ini tetap tidak dapat menjamin pencairan uang dengan alamat berbeda?

Masalah di atas akhirnya bisa diselesaikan dengan baik karena ada yang mengenal saya. Tanpa kenalan, mungkin masalah akan panjang dan berbelit.

VITA PRIYAMBADA, KOMPLEKS PERHUBUNGAN JATIWARINGIN, JAKARTA 13620

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Maret 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger