Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 13 April 2017

TAJUK RENCANA: Semua Pihak Harus Menahan Diri (Kompas)

Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat setelah Korea Utara menyatakan siap untuk berperang jika Amerika Serikat melakukan tindakan militer.

Kesiagaan ini disampaikan Pyongyang setelah AS memerintahkan kelompok tempur yang dipimpin kapal induk USS Carl Vinson menuju Samudra Pasifik barat, mendekati Semenanjung Korea. Unjuk kekuatan ini merupakan peringatan karena Korut melanjutkan uji peluncuran rudal dan program nuklir.

Terlihat seperti tradisi, Korut menandai hari-hari perayaan penting negeri itu dengan menggelar uji peluncuran rudal atau uji ledak nuklir. Akhir pekan ini, Korut memperingati hari lahir mendiang Kim Il Sung, pendiri negeri itu dan kakek dari Kim Jong Un, Pemimpin Korut saat ini. Intelijen AS dan Korea Selatan meyakini, Pyogyang akan menggelar uji ledak nuklir yang keenam berdekatan dengan perayaan tersebut.

Perintah mengirim kapal induk ke Semenanjung Korea ini hanya dua hari setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan unilateral ke Pangkalan Udara Shayrat, Suriah, bersamaan dengan kunjungan Presiden China Xi Jinping ke AS. Sebelum kunjungan itu, Trump memperingatkan China bahwa AS juga akan bertindak sendiri terhadap Korut jika China-sekutu utama Korut-tak mau turut serta menekan Pyongyang.

Serangan ke Suriah itu bisa berarti dua hal. Pemerintah AS berharap hal itu bisa meyakinkan Xi tentang apa yang bisa dilakukan AS sehingga China akan turut menekan Korut. Di sisi lain, hal itu juga bisa menambah kekhawatiran Beijing kalau langkah Trump tak menentu dan sulit diprediksi.

Namun, pengerahan kekuatan militer saja tidak cukup mencegah Kim Jong Un menghentikan uji coba nuklir. Di era Presiden Barack Obama, AS dua kali mengirim kapal induk USS George Washington ke Laut Kuning untuk menakut-nakuti Kim Jong Il. Namun, sikap Korut tak juga berubah dan tak mau kembali ke meja perundingan.

Sebaliknya, AS pun diragukan akan melakukan serangan preemptive(pencegahan) karena risikonya akan sangat besar. Korut pasti tak akan ragu membalas. Dengan teknologi nuklir yang mereka miliki, akibatnya tak terbayangkan, terutama bagi Korea Selatan dan Jepang, dua sekutu utama AS di kawasan.

Tidak ada jalan lain, semua pihak yang terlibat harus menahan diri untuk mencegah ketegangan tereskalasi sampai batas yang tak terkendali. China, mitra ekonomi terbesar Korut, memegang peran penting untuk mendesak Pyongyang menghentikan program rudal dan uji coba nuklir serta duduk di meja perundingan. Resolusi dan sanksi yang dijatuhkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tak akan efektif selama Korut secara ekonomi masih tercukupi.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 April 2017, di halaman 6 dengan judul "Semua Pihak Harus Menahan Diri".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger