Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 12 Mei 2017

TAJUK RENCANA: Pilihan Tepat Rakyat Korsel (Kompas)

Rakyat Korea Selatan menjatuhkan pilihan yang tepat bagi perdamaian Semenanjung Korea dengan memilih Moon Jae-in sebagai presiden baru.

Moon Jae-in (64), mantan aktivis mahasiswa, pengacara HAM, anggota parlemen, dan mantan kepala staf presiden, hari Selasa terpilih sebagai presiden baru Korea. Ia menggantikan Presiden Park Geun-hye yang terpaksa meletakkan jabatan karena di-impeached, dimakzulkan.

Kemenangan Moon dari Partai Demokratik berhaluan liberal, dengan suara 39,6 persen, mengakhiri sembilan tahun pemerintahan Konservatif. Ia mengalahkan pesaing utamanya, Hong Joon-pyo dari Partai Korea Kemerdekaan berhaluan Konservatif (26,2 persen), dan Ahn Cheol-soo dari Partai Rakyat berhaluan Tengah (12,9 persen).

Kemenangan Moon tersebut juga menjadi isyarat yang jelas dari rakyat Korsel bahwa mereka menginginkan perdamaian di Semenanjung Korea. Dengan memilih Moon, rakyat Korsel setuju pada program Moon yang disampaikan dalam kampanye—juga disampaikan dalam kampanye Pemilu 2012, yang dimenangi Park.

Moon dalam kampanyenya menjanjikan akan menghidupkan kembali "Sunshine Policy", sebuah kebijakan di zaman Presiden Roh Moo-hyun (periode 2003-2008) yang mendorong engagement yang lebih kuat dengan Korea Utara. Menurut kebijakan itu, Korsel perlu lebih meningkatkan kontak politik dan ekonomi dengan Korut dalam usaha untuk memelihara perdamaian. Karena itu, Moon selalu dengan lantang menganjurkan dilakukannya dialog dengan Korut.

Kalau pada akhirnya ia memenangi pemilu, itu berarti bahwa rakyat Korsel pun sepemahaman dengan Moon. Rakyat menginginkan hidup yang aman dan damai, tidak selalu hidup di bawah kekuasaan kekhawatiran, seperti sekarang ini, saat Korut berulang kali melakukan uji coba senjata nuklir.

Dengan memilih Moon, rakyat Korsel juga memberikan isyarat kuat kepada AS bahwa mereka tidak akan selalu menuruti kemauan AS. Dengan kata lain, rakyat Korsel mengatakan "Tidak" terhadap kebijakan Washington, seperti diungkapkan Presiden AS Donald Trump, yang menginginkan tindakan yang lebih keras dan kuat terhadap Korut, akhir-akhir ini.

Masalah Korut hanyalah satu dari sekian banyak persoalan tinggalan Park Geun-hye—antara lain, ketimpangan ekonomi dan penguasaan ekonomi Korsel oleh para konglomerat atau chaebol juga korupsi—yang harus diselesaikan Moon. Terlepas dari berbagai persoalan itu, terpilihnya Moon menandai hidupnya kembali niat dan keinginan rakyat Korsel untuk membangun perdamaian dengan saudara-saudaranya di utara. Apabila tercapai, hal itu akan menjadi sumbangan besar bagi perdamaian di kawasan Asia Timur dan Selatan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Mei 2017, di halaman 6 dengan judul "Pilihan Tepat Rakyat Korsel".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger