Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 09 Juni 2017

Menjadi Lansia Mandiri//Tanggapan Hiba//Tanggapan BNI (Surat Pembaca Kompas)

Menjadi Lansia Mandiri

Dalam beberapa tahun terakhir, memperingati Hari Lanjut Usia, 29 Mei, Kompas selalu memuat berbagai tulisan tentang lanjut usia (lansia) Indonesia. Sebagai lansia saya sangat menghargai kepedulian itu. Sayang, tulisan ataupun komentar para pakar memberikan ilustrasi agak "buram" tentang lansia.

Misalnya tentang jumlah lansia Indonesia yang terus meningkat, kondisi kesehatan yang rentan, dan kemungkinan menjadi "beban pembangunan" apabila tidak ada langkah konkret pemerintah.

Sebagai lansia yang sudah 80 tahun, dalam beberapa tahun terakhir saya berkesempatan blusukan dan mengamati aktivitas para lansia di banyak daerah, khususnya di Jawa Timur. Ada dua masalah utama yang dihadapi para lansia, yaitu kesehatan dan ekonomi. Banyak yang tidak memiliki tunjangan pensiun, asuransi, dan sebagainya.

Berkaitan dengan hal itu, ada baiknya pemerintah mempertimbangkan hal-hal berikut: menghilangkan stigma bahwa lansia adalah "beban" pembangunan. Sebagian besar mereka hakikatnya adalah warga negara yang masih produktif, baik di bidang ekonomi, sosial, politik, maupun budaya.

Undang-undang tentang lansia mengamanatkan kepada para lansia untuk menjadi penasihat generasi muda, memberikan tuntunan sesuai pengalaman dan keahliannya, serta memberikan keteladanan di lingkungannya.

Masyarakat Jawa punya tuntunan hidup bagi para lansia, yaitu agar selalu memberikan uwur (dukungan, bantuan),tutur (nasihat, tuntunan), dan sembur(doa, restu) kepada anak cucunya. Manfaatkan mereka, berikan kesempatan kepada mereka berbagi sesuai pengalaman, keahlian, dan kearifan mereka.

Di sisi lain, setiap lansia butuh berkomunikasi. Ribuan lansia di kota maupun desa, setiap Sabtu atau Minggu, berolahraga senam bersama, menghadiri acara keagamaan, rekreasi, dan seterusnya. Alangkah baiknya jika pemerintah mendorong masyarakat membentuk lembaga yang mewadahi kegiatan para lansia di tiap desa dan kelurahan.

Di Bali ada Karang Lansia, di Jawa Timur ada Karang Werda, begitu pula di daerah lain. Sebagian kecil dari dana desa yang ratusan juta rupiah dapat menjadi subsidi lembaga memandirikan dan menyehatkan lansia. Langkah ini merupakan ujud nyata dari upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya pemberdayaan lansia.

Semoga pemerintah semakin besar perhatiannya kepada lansia, yang kini berjumlah hampir 22 juta jiwa.

SOERJADI T, KENDANGSARI F -71 SURABAYA

Tanggapan Hiba

Menanggapi informasi Bapak Pria T Utama, Kompas (28/5), berjudul "Koper di Bus Bandara", kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami. Surat Bapak merupakan cambuk bagi kami agar terus belajar dan belajar melayani masyarakat.

Sebagai program perbaikan awal, akan kami adakan program pengarahan operasional Hiba Utama pada kru, operasional, hingga petugas administrasi. Dengan demikian, kami berharap petugas dapat dengan cepat dan tangkas melayani permasalahan yang dihadapi pelanggan.

Kami juga sudah menyiapkan program perbaikan berikutnya, berupa pembuatan name tag dan mewajibkan penggunaannya pada setiap petugas Hiba Utama Angkutan Pemadu Moda. Harapannya, identitas mereka dapat diketahui dengan mudah sehingga mempermudah pula pelaporan dan penanganannya jika ada masalah di lapangan.

Demikian program perbaikan dari kami sebagai tindakan awal dan bukti keseriusan dalam usaha memperbaiki pelayanan dan menangani permasalahan.

HARYO PRASETYO, HUMAS HIBA UTAMA PEMADU MODA

Tanggapan BNI

Menanggapi surat pembaca dari Bapak Riski Maruto pada 28 April 2017 di harianKompas yang berjudul "Salah Transfer", bersama ini kami sampaikan bahwa BNI telah menghubungi Bapak Riski Maruto.

Bersama ini, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami.

Saat ini dana yang salah tranfer tersebut sudah dikreditkan BNI ke rekening Bapak Riski Maruto.

Kami mengucapkan terima kasih atas masukan serta kepercayaan Bapak Riski Maruto dan kami berharap Bapak senantiasa menggunakan produk dan layanan BNI.

KIRYANTO, CORPORATE SECRETARY BANK BNI

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Juni 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger