Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 23 Juni 2017

TAJUK. RENCANA: Mengelola Ekonomi Lebaran (Kompas)

Ada yang berbeda tahun ini. Fenomena lonjakan/gejolak harga pangan yang biasanya selalu jadi momok setiap Ramadhan dan Lebaran, tak begitu terasa.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, harga bahan pangan pada Ramadhan dan menjelang Lebaran tahun ini relatif lebih terkendali. Tak ada lonjakan harga eksesif. Kalaupun ada, gejolaknya bisa dikendalikan dengan cepat.

Harga sejumlah bahan pokok bahkan cenderung menurun sehingga indeks harga konsumen hingga minggu ketiga Juni mengarah ke deflasi. Inflasi Ramadhan kali ini bisa jadi terendah dalam beberapa tahun terakhir. Ini membuat masyarakat juga bisa lebih tenang melewati suasana Ramadhan dan Lebaran tahun ini.

Belajar dari pengalaman buruk gejolak harga sebelumnya, pemerintah tampaknya bekerja lebih keras dan serius dalam pengendalian harga kali ini. Penyiapan stok sejumlah komoditas pangan jauh hari sebelum Ramadhan, mengintensifkan penyelenggaraan operasi pasar/pasar sembako murah, hingga pelibatan berbagai komponen dalam pemerintahan, dilakukan dalam upaya stabilisasi harga.

Beberapa terobosan kebijakan juga dilakukan, di antaranya lewat penetapan harga acuan dalam rangka lebih menjamin ketersediaan, kestabilan, dan kepastian harga pangan, baik di tingkat petani maupun konsumen. Jenis pangan yang ditetapkan harga acuannya ditambah. Pemberlakuan juga diperluas tak hanya di gerai ritel modern, tetapi juga pasar tradisional. Kendati di lapangan rata-rata harga barang yang ditetapkan harga acuannya masih di atas harga acuan, setidaknya tak seliar sebelumnya.

Sinergi dan koordinasi pemerintah pusat dengan BUMN dan pemda juga lebih kompak. Dalam beberapa kesempatan bahkan melibatkan aparat keamanan untuk ikut mengawal kestabilan harga di pasar. Untuk pengendalian inflasi, BI dan pemerintah telah meluncurkan sistem penyediaan informasi harga komoditas pangan harian, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, meliputi 10 komoditas pangan penting penyumbang 50 persen inflasi pangan selama ini.

Ke depan, berbagai terobosan dalam upaya stabilisasi harga, khususnya pada momen-momen khusus seperti hari raya keagamaan, perlu terus dilakukan. Termasuk sinergi dengan swasta, lebih mengefektifkan Tim Pengendali Inflasi Daerah, dan menindak tegas spekulan. Usulan adanya UU khusus pengendalian harga pangan yang dilontarkan Gubernur BI untuk mencegah produsen dan pedagang menaikkan harga seenaknya, juga perlu dipertimbangkan.

Langkah yang ditempuh juga harus menyentuh hulu persoalan pangan dan pilar ketahanan pangan, mulai dari produksi, penguatan stok, hingga kelancaran distribusi. Dengan demikian, problem klasik gejolak harga, baik akibat lonjakan permintaan maupun gangguan pasokan, bisa ditekan.

Secara makro, momentum Lebaran menjadi instrumen penting menggerakkan ekonomi dan pemerataan. Dana tunai Rp 200 triliun yang digelontorkan BI ke perekonomian harus diarahkan agar bisa lebih menggerakkan ekonomi daerah/nasional secara keseluruhan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Juni 2017, di halaman 6 dengan judul "Mengelola Ekonomi Lebaran".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger