Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 15 Juli 2017

ARTIKEL OPINI: Dokter Layanan Primer Harapan JKN-KIS (JENS SONDERGAARD)

Pemberlakuan UU No 20/2013 tentang Pendidikan Kedokteran yang mengatur pendidikan setingkat spesialis untuk layanan kesehatan primer mencerminkan keseriusan pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan primer.

Pengalaman di sejumlah negara memperlihatkan bahwa dokter layanan primer (DLP) berperan penting mencegah penyakit dan menjamin keberlanjutan layanan kesehatan.

Biaya pendidikan dokter umum menjadi spesialis DLP dapat menjadi beban dalam jangka pendek. Namun, manfaat DLP sebagai dokter spesialis di tingkat primer akan memberikan manfaat jangka panjang. Contohnya, layanan kesehatan primer yang baik di Denmark ternyata mengurangi biaya layanan kesehatan hingga 9,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun 2007 sekaligus dapat memberikan layanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat.

Di Denmark, untuk menjadi seorang DLP dibutuhkan pelatihan formal selama 6 tahun setelah pendidikan dokter umum, yakni 1 tahun pelatihan dasar dan 5 tahun pelatihan spesialis sebelum dokter umum menerima gelar spesialis DLP. Pendidikan DLP dan sistem pelayanan kesehatan yang baik membuat Denmark mampu menyediakan kualitas layanan kesehatan tinggi, tetapi dengan biaya efisien bagi masyarakat.

Struktur layanan kesehatan di Denmark menjunjung prinsip Lowest Effective Care Level (LEON) atau Layanan Kesehatan Efektif di Tingkat Terendah. Artinya, jika penyakit dapat ditangani di layanan kesehatan primer, penyakit itu harus ditangani di sana. Studi kasus di Inggris dan Belanda membenarkan prinsip ini bahwa 90 persen dari penyakit dapat ditangani di layanan kesehatan tingkat primer.

Penanganan awal di layanan kesehatan tingkat primer dapat menurunkan beban pasien dan beban biaya perlindungan sosial. Dengan demikian, peran DLP sangat penting karena dapat mencegah dan memberi indikasi awal suatu penyakit sehingga mengurangi biaya pengobatan. Maka, kami fokus meningkatkan akses pada layanan kesehatan tingkat primer sekaligus menjaga keberlanjutan layanan kesehatan.

Denmark punya layanan kesehatan tingkat primer yang menjamin keberlanjutan layanan kesehatan. Artinya, ada sistem yang menjamin sebagian orang untuk masuk daftar DLP. Sistem layanan itu memberi DLP pemahaman lebih baik tentang setiap pasien dan keluarganya. Di Denmark, DLP juga dikenal sebagai dokter keluarga yang dapat memastikan keberlanjutan layanan.

Sistem tersebut berjalan dengan baik karena jumlah DLP mencukupi. Ada sekitar 3.600 DLP di Denmark dan mereka memiliki sekitar 1.500 pasien dalam daftar masing-masing.

Gaji besar

Untuk menjaga loyalitas, DLP menerima pendapatan tahunan setingkat dengan konsultan senior di rumah sakit. Dengan demikian, meskipun menjadi seorang DLP mungkin dipandang kurang bergengsi dibandingkan dengan menjadi seorang dokter spesialis bedah jantung, DLP menerima imbalan gaji yang besar.

Sebuah klinik DLP biasanya menerima 95 persen biaya operasional dari pemerintah. Rumah sakit mempekerjakan tenaga medis yang menerima gaji bulanan, dan para dokter spesialis yang bekerja di klinik tidak mendapatkan perlakuan khusus di rumah sakit. DLP dan dokter spesialis di klinik adalah tenaga medis mandiri dan bekerja berdasarkan kontrak pemerintah.

Sebagai penyedia layanan kesehatan tingkat primer profesional, DLP melakukan diagnosis reaktif, pengobatan dan konsultasi, serta pelayanan kronis proaktif, termasuk koordinasi pada layanan antar-rumah sakit, layanan primer di kota/kabupaten dan klinik fisiologis swasta. Selain itu, DLP juga melakukan tugas preventif, seperti menyediakan layanan bagi anak-anak, imunisasi, serta layanan prapersalinan dan pascapersalinan.

DLP adalah penjaga pintu, dengan kewenangan membuka jalan bagi seorang pasien guna mendapatkan layanan kesehatan di klinik dokter spesialis, serta perawatan rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit melalui sistem rujukan. DLP adalah kontak pertama bagi pasien.

Sistem "penjaga pintu" dirancang untuk mendukung prinsip bahwa tindakan medis dilakukan di tempat layanan kesehatan tingkat terendah. Sekaligus sistem ini cocok dengan gagasan tentang keberlanjutan dari layanan kesehatan oleh dokter keluarga. DLP bekerja sama dengan unit layanan pemerintah di tingkat kota/kabupaten, dan berwenang merujuk pasien untuk mendapatkan layanan lain, misalnya layanan perawat di rumah.

Manajemen efektif dan pengobatan di tingkat komunitas membuat banyak orang tidak perlu dirawat di rumah sakit. Strategi kami untuk memperkuat peran dan fungsi DLP telah memberi mereka tanggung jawab yang tinggi untuk merujuk seorang pasien ke layanan kesehatan di tingkat spesialis apabila dibutuhkan. Strategi tersebut sekaligus memotivasi DLP untuk mengambil tindakan medis secukupnya kepada pasien sejauh mereka mampu melakukan.

Pengalaman di Denmark menunjukkan bahwa memberi peran DLP sebagai penjaga pintu dan menggaji mereka dengan baik menjadi kunci kesuksesan.

Sementara Indonesia saat ini masih mencari solusi jangka pendek untuk mengatasi defisit 727,98 juta dollar AS dalam implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Pendidikan DLP diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang. Jangan lupa, DLP dapat mencegah penyebaran penyakit tidak menular (PTM) yang membebani biaya JKN–KIS.

JENS SONDERGAARD

Kepala Unit Penelitian Kedokteran Umum University of Southern, Denmark; Dokter Layanan Primer; Farmakolog Klinis

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Juli 2017, di halaman 7 dengan judul "Dokter Layanan Primer Harapan JKN-KIS"

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger