Selasa lalu, China mulai mengirimkan pasukan militernya ke Djibouti, yang merupakan lokasi pangkalan militer pertamanya di luar negeri. Djibouti yang terletak di Tanduk Afrika menempati posisi strategis di Afrika Timur, di Teluk Aden yang banyak bajak laut dan menjadi pintu masuk ke Laut Tengah. Di negara yang sama, AS, Jepang, dan Perancis lebih dahulu memiliki pangkalan militer.
Dengan adanya pangkalan militer tersebut, China semakin mempertegas kehadirannya di panggung internasional. Selama ini, dengan kekuatan ekonominya, kehadiran China di Afrika disambut baik negara-negara di benua itu. Bahkan, pada 2000 dibentuk apa yang disebut sebagai Forum Kerja Sama China-Afrika. Forum ini merupakan simbol kehadiran China di Afrika.
China juga memberikan bantuan untuk pembangunan infrastruktur di sejumlah negara melalui proyek, seperti One Belt, One Road, pada 2013. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu faktor utama yang membuat China populer di negara-negara Afrika.
Oleh karena itu, pembangunan pangkalan militer merupakan penegasan kehadirannya. Pengiriman militer ke Djibouti itu, pertama-tama, mengisyaratkan bahwa China telah meninggalkan pendekatan tradisionalnya, yakni pendekatan "lepas tangan". Pendekatan ini dicirikan dengan kebijakan tak mencampuri urusan domestik negara lain.
Pengiriman militer ke Djibouti—baik untuk mengamankan kepentingan nasionalnya, warga negaranya di luar negeri, aset-asetnya, maupun keinginannya untuk makin terlibat dalam percaturan internasional—mengisyaratkan bahwa Beijing tidak tabu lagi untuk menggunakan kekuatan militer. Sekalipun, Beijing menyatakan bahwa pembangunan pangkalan militer itu sebagai bagian untuk memenuhi kewajibannya ikut menciptakan dan menjaga perdamaian dunia.
Dengan demikian, pembangunan pangkalan militer di Djibouti itu dapat dikatakan sebagai penegasan dirinya sendiri sebagai kekuatan militer global. Karena itu, sangat masuk akal jika kehadiran pangkalan militer China di Djibouti membuat, sekurang-kurangnya, India khawatir karena sebelumnya China sudah menjalin aliansi militer dengan Banglades, Myanmar, dan Sri Lanka.
Kita hanya berharap kehadiran militer China di Djibouti, selain untuk kepentingan China sendiri, yakni pengamanan jalur minyak dari Timur Tengah ke China, juga akan memberikan sumbangan bagi perdamaian dunia; meskipun juga bisa meningkatkan persaingan kekuatan global, terutama di kawasan Afrika dan Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar