Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 21 Juli 2017

TAJUK RENCANA: Inspirasi dari Afganistan (Kompas)

Enam remaja putri Afganistan menginspirasi dunia. Mereka meraih medali dalam ajang kompetensi robotik interna- nasional di Amerika Serikat.

Berbekal peralatan seadanya, keenam remaja putri ini meraih medali perak untuk kategori "pencapaian penuh keberanian". Bagaimana tidak, untuk sampai di Washington DC, Amerika Serikat, mereka harus melewati ujian yang penuh liku-liku. Pengajuan visa mereka sudah dua kali ditolak oleh Kedubes AS di Kabul. Namun, para remaja ini tak putus harapan.

Dalam pengajuan visa yang ketiga kalinya, Presiden AS Donald Trump ikut turun tangan sehingga permohonan visa dikabulkan. Ketika mereka tiba di AS, tim ini hanya memiliki satu hari persiapan sebelum kompetisi.

Dari 150 negara yang ikut berpartisipasi, memang bukan hanya tim Afganistan yang mengalami kesulitan birokrasi. Kesulitan serupa dihadapi tim dari negara-negara yang menjadi "daftar hitam" AS. Sedikitnya ada 60 peserta yang pada awalnya mengalami penolakan visa.

Kemenangan tim putri Afganistan juga menjadi istimewa karena ini merupakan buah pergulatan panjang pemberdayaan kaum perempuan di negeri itu. Dengan bantuan sponsor organisasi nirlaba, keenam remaja berusia 14-16 tahun ini dipilih dari sekitar 150 pelamar. Mereka kemudian merancang robot dalam waktu mepet, hanya sekitar dua pekan, karena bahan baku yang dibutuhkan terlambat sampai di Kabul. Sementara kompetitor dari negara lain memiliki waktu sampai 4 bulan. Robot ciptaan para remaja ini diberi nama "Better Idea of Afghan Girls".

Keberhasilan tim Afganistan diharapkan bisa mengubah persepsi umum dunia internasional terhadap kaum perempuan dari negeri Muslim yang sudah luluh lantak akibat perang berkepanjangan. Mereka ingin dipandang sebagai remaja berbakat yang bisa berkontribusi bagi ilmu pengetahuan.

Kehadiran tim perempuan Afganistan ini juga menginspirasi rekan-rekan sebayanya asal negara maju, yang tak pernah membayangkan bentuk kesulitan yang dihadapi remaja seusianya akibat perang dan kebijakan politik diskriminatif. Tak mengherankan apabila tim Afganistan menjadi sorotan bukan hanya dari penonton dan juri, melainkan juga dari sesama peserta kompetisi.

Pesan lain yang muncul dari ajang ini adalah politik pada akhirnya tak bisa menghalangi persahabatan para remaja yang negaranya saling berseteru. Lihatlah, tim Suriah, Israel, Irak, Iran, Rusia, dan lainnya saling menyemangati. Dari sini kita berharap kelak akan lahir karya-karya besar yang ditujukan bagi kepentingan umat manusia dan perdamaian dunia.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Juli 2017, di halaman 6 dengan judul "Inspirasi dari Afganistan".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger