Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 13 Juli 2017

TAJUK RENCANA: Memanfaatkan Bonus Demografi (Kompas)

Indonesia menikmati bonus demografi hingga 2030 dan memasuki periode usia tua mulai 2045. Bonus itu hanya bermanfaat jika ditangani tepat.

Data Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010, dan Survei Penduduk Antar Sensus 2015 memperlihatkan perubahan struktur penduduk. Secara nasional, piramida penduduk pada 2015 membesar di bagian penduduk berusia 10 hingga 54 tahun, menunjukkan tingginya jumlah penduduk usia produktif.

Saat memperingati Hari Kependudukan Dunia, Selasa (11/7), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebutkan, jika dibiarkan alamiah, kemakmuran yang akan dinikmati Indonesia sebagai negara kaya akan sangat pendek karena masyarakat segera memasuki periode usia menua.

Bonus demografi memberi jendela kesempatan kepada suatu negara mendapatkan lompatan kemakmuran. Pada periode itu, jumlah penduduk usia tidak produktif (0-15 tahun dan lebih dari 65 tahun) jauh di bawah penduduk usia produktif. Jendela kesempatan umumnya hanya terjadi satu kali pada suatu bangsa, yaitu saat rasio ketergantungan berada di titik terendah.

Di negara kaya, saat rasio ketergantungan rendah, penduduk usia muda menjadi penggerak pertumbuhan melalui produktivitas kerja, konsumsi, dan tabungan mereka di sistem keuangan.

Untuk mendapatkan manfaat terbesar, syaratnya sumber daya manusia harus memenuhi kebutuhan pasar kerja. Menjadi penting bagi Indonesia menentukan pilihan perekonomiannya. Komoditas bukan lagi andalan sehingga yang harus ditumbuhkan adalah industri manufaktur dan jasa, dengan perhatian pada kegiatan berbasis agribisnis dan kelautan karena di sana kekuatan kita.

Untuk itu, perlu disiapkan pendidikan penunjang. Bukan hanya sarjana, melainkan juga yang memberi penguasaan keterampilan melalui pendidikan vokasi sesuai kebutuhan pasar kerja, terutama penguasaan teknologi dan kewirausahaan.

Indonesia ingin segera keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Jika ekonomi tumbuh rata-rata 5 persen per tahun, Bappenas memproyeksikan Indonesia menjadi negara kaya pada 2038. Namun, pada 2045, masyarakat memasuki periode usia menua. Penurunan produktivitas sebagai bangsa bisa menarik ke bawah kemakmuran suatu bangsa. Biaya yang harus dikeluarkan negara membesar, terutama biaya kesehatan, sementara penerimaan pajak menurun.

Muncul pemikiran memperpanjang bonus demografi dengan memberi insentif dan layanan agar perempuan atau keluarga muda bersedia memiliki anak. Tantangannya adalah membangun infrastruktur kota untuk menampung lebih dari separuh penduduk serta penyediaan lapangan kerja bagi penduduk usia muda agar tidak menimbulkan keresahan sosial-politik.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Juli 2017, di halaman 6 dengan judul "Memanfaatkan Bonus Demografi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger