Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 13 Juli 2017

TAJUK RENCANA: Menanggapi ”Kematian” Al-Baghdadi (Kompas)

Lewat deklarasi Negara Islam di Irak dan Suriah, kemunculan Abu Bakar al-Baghdadi menginspirasi terorisme dan kekerasan dunia.

Tidak heran apabila berita kematiannya memunculkan banyak spekulasi. Bulan lalu, militer Rusia mengklaim telah menewaskan Al-Baghdadi pada serangan 28 Mei 2017 di Raqqa, Suriah. Namun, saat itu, Amerika Serikat meragukan berita kematian Al-Baghdadi karena Rusia tidak dapat menunjukkan bukti-bukti kematiannya.

Berita kematian Al-Baghdadi kembali mencuat menyusul direbutnya kota Mosul oleh pasukan Pemerintah Irak. Namun, di mana, kapan, dan bagaimana dia tewas, belum ada pernyataan resmi, termasuk dari NIIS.

Rumor kematian Al-Baghdadi sudah sering terdengar sejak mengumumkan berdirinya khilafah di Mosul, Irak, pada 2014. Hingga kini, tidak ada satu pun yang dapat mengonfirmasi kematian Al-Baghdadi, termasuk dari Pemerintah Irak ataupun kelompok Kurdi.

Direktur Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), sebuah lembaga berbasis di London, Inggris, Rami Abdulrahman mengonfirmasi kematian Al-Baghdadi. Ia mengatakan diberi tahu sumber-sumber NIIS bahwa Al-Baghdadi telah tewas, tetapi mereka tidak merinci kapan, di mana, dan bagaimana dia tewas.

Pemerintah AS menjanjikan hadiah 25 juta dollar AS bagi yang dapat menangkap Al-Baghdadi. Hadiah yang sama akan diberikan AS kepada siapa pun yang dapat menangkap Osama bin Laden dan penggantinya, Ayman al-Zawahiri.

NIIS di Irak saat ini memang menguasai tiga kota, yakni Tal Afar, Hawijah, dan al Qaim (perbatasan Irak-Suriah). Bahkan, Tal Afar akan dijadikan pusat kekuasaan NIIS yang baru menyusul jatuhnya Mosul dan terkepungnya kota Raqqa di Suriah.

Apabila berita kematian Al-Baghdadi benar, para pengamat menyatakan, tidak jelas siapa yang bisa menggantikannya. Namun, sebagian pengamat menyebut nama Iyad al-Obaidi dan Ayad al-Jumaili bisa menggantikan posisi Al-Baghdadi untuk menjadi khilafah bagi umat Muslim di dunia.

Tentara Irak menyebutkan, sekelompok jihadis, Rabu, meledakkan menara miring Mosul dan masjid yang berdekatan, tempat Abu Bakar al-Baghdadi pada 2014 menyatakan dirinya sebagai khilafah. Namun, peledakan itu tidak menunjukkan apa-apa, kecuali para jihadis itu ingin menghancurkan semua ikon di Mosul.

Ketidakjelasan kematian Al-Baghdadi bisa jadi hanya sebuah strategi para jihadis untuk mengalihkan perhatian dunia agar mereka dapat membangun kekuatan di tiga kota yang masih dikuasainya di perbatasan Irak dan Suriah.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Juli 2017, di halaman 6 dengan judul "Menanggapi "Kematian" Al-Baghdadi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger