Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 09 Agustus 2017

TAJUK RENCANA: Menjaga Pertumbuhan Ekonomi (Kompas)

Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2017 tidak setinggi harapan. Potensi pertumbuhan ada pada industri manufaktur, pertanian, dan perdagangan.

Data terbaru Badan Pusat Statistik yang diumumkan Senin (7/8) memperlihatkan, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2017 sama dengan pertumbuhan triwulan I-2017, yaitu 5,01. Pertumbuhan ini tidak setinggi target 5,2 persen. Pertumbuhan triwulan II-2016 lebih tinggi, yaitu 5,18.

Data BPS menjawab perdebatan di masyarakat seputar konsumsi. Daya beli secara umum tidak turun, masyarakat menahan belanja atau berinvestasi di sektor finansial.

Sebelumnya ada yang menyebut, keluhan menurunnya penjualan di toko atau pasar grosir disebabkan konsumen berbelanja secara daring. Argumen lain menyebut, konsumsi kelompok menengah-bawah menurun.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi masyarakat masih menjadi sumber pertumbuhan dengan porsi 55,61 persen dari total pendapatan domestik bruto. Namun, pertumbuhan itu melambat, hanya 4,95 persen, dibandingkan dengan triwulan II-2016 sebesar 5,07 persen. Keadaan ini sedikit lebih baik dari triwulan pertama (4,94 persen).

Data juga memperlihatkan investasi tumbuh 5,35 persen pada triwulan II-2017, tertinggi sejak 2013.

Pertumbuhan ekonomi kita di bawah harapan, sementara ekonomi kawasan menurut Dana Moneter Internasional tumbuh tinggi, seperti Filipina (6,8 persen), Vietnam (6,5 persen), dan Myanmar (7,5 persen). Mereka juga mengalami tantangan global sama seperti kita.

Sumbangan tertinggi pertumbuhan berdasarkan lapangan usaha menurut BPS ada di sektor industri, pertanian, dan perdagangan. Pendalaman pada tiga sektor saling berkait ini menjadi modal besar penciptaan pertumbuhan dan lapangan kerja serta menurunkan ketimpangan.

Industri makanan dan minuman tumbuh sangat tinggi, tetapi 70-100 persen bahan bakunya diimpor, seperti gula mentah, bahan baku jus, dan gandum. Akibatnya, tidak ada keterkaitan ke hulu di pertanian dan bahkan cenderung menekan harga di petani sehingga tidak memberi insentif produksi. Di hilir yang tumbuh industri pengemasan.

Pemerintah perlu mempromosikan ketiga sektor itu saling mendukung. Pertanian menyediakan bahan baku sektor industri dan didukung tata niaga yang efisien.

Sayangnya, kebijakan pemerintah belakangan memberi sinyal membingungkan, seperti tuduhan kartel sapi, telur dan ayam; penggerebekan pedagang pangan; dan penerapan harga eceran tertinggi komoditas pangan.

Jika ingin pertumbuhan berkelanjutan dan berkualitas, pemerintah dituntut membenahi rantai produksi dan tata niaga hulu-hilir serta menghilangkan praktik rente.

Pemerintah juga perlu meredam kegaduhan politik dan memberi kepastian berusaha. Yang dibutuhkan adalah kemauan politik pemerintah.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Agustus 2017, di halaman 6 dengan judul "Menjaga Pertumbuhan Ekonomi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger