Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 16 Agustus 2017

TAJUK RENCANA: Selamat bagi Pakistan dan India (Kompas)

Pakistan dan India secara berturut-turut merayakan ulang tahun ke-70 hari kemerdekaan- nya: Pakistan 14 Agustus, India 15 Agustus.

Tidak bisa hanya menyebut satu negara saja sebagai negara yang merayakan hari kemerdekaannya. Harus kedua-duanya: Pakistan dan India. Inggris lebih dahulu mengakhiri masa kolonialismenya dan menyerahkan kekuasaan kepada Pakistan di Karachi pada 14 Agustus 1947. Baru sehari kemudian, 15 Agustus 1947, Inggris menyerahkan kekuasaan kepada India di New Delhi.

Sejak saat itulah, Pakistan dan India, yang sebelum kemerdekaan menjadi satu, berjalan sendiri-sendiri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Masing-masing melangkah di jalannya sendiri-sendiri dan berkembang menjadi negara yang sangat berbeda.

Di umurnya yang ke-70 tahun, semakin jelas sosoknya. Salah satu yang paling mencolok, sekaligus membedakan, adalah India menjadi negara demokrasi, bahkan negara demokrasi terbesar di dunia. Sebagai negara demokrasi, India memiliki militer.

Sebaliknya, Pakistan berusaha pula menapaki jalan demokrasi, tetapi berkali-kali mengingkari prinsip-prinsip demokrasi. Kalau India memiliki militer, sebaliknya, di Pakistan, militerlah yang memiliki negara. Militer ingin terus tidak hanya mengontrol jalannya pemerintahan, tetapi juga menguasai sumber daya alam dan memiliki hak-hak istimewa. Inilah yang menjadi sumber selalu munculnya persoalan di Pakistan hingga kini.

Tentu ada alasan yang kuat mengapa Pakistan "memilih jalan" tersebut? Sebagai negara yang berbatasan dengan Afganistan, negeri yang selalu bergolak, Pakistan membutuhkan perasaan aman. Masalah keamanan menjadi nomor satu demi keberlangsungan hidupnya. Karena itulah, Pakistan juga menjadi negara nuklir.

India pun memiliki alasan yang kuat mengapa memilih jalan demokrasi. Yang pertama perlu dicatat, India mewarisi benih-benih demokrasi yang ditabur dan ditanam oleh pemerintah kolonial Inggris. Benih demokrasi inilah yang bertumbuh dan berkembang subur.

Yang masih menjadi catatan saat kedua negara berumur 70 tahun adalah belum pudarnya, apalagi hilang, perasaan tidak saling percaya dan tidak hanya bersaing, tetapi bermusuhan di antara keduanya. Warisan persaingan, permusuhan, sejak mereka lahir masih tetap hidup. Sengketa masalah Kashmir, misalnya, menjadi salah satu kurang bagusnya hubungan kedua negara pemilik nuklir ini, yang tidak hanya bertetangga, tetapi bahkan bersaudara itu.

Apa pun, kita tetap mengucapkan selamat merayakan ulang tahun kemerdekaan, sembari berharap kedua negara bisa segera membangun hubungan bertetangga yang baik sebagai saudara, sehingga akan memberikan sumbangan besar bagi perdamaian kawasan dan dunia.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Agustus 2017, di halaman 6 dengan judul "Selamat bagi Pakistan dan India".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger