Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 15 September 2017

Penetapan Jenjang Buku//Sampah di Pondok Cabe//Sepekan dan Seminggu (Surat Pembaca Kompas)

Penetapan Jenjang Buku

Kualitas manusia masih menjadi soal yang dihadapi bangsa ini. Data komparasi Indeks Pembangunan Manusia pada 2015 menunjukkan adanya ketertinggalan posisi Indonesia: di urutan ke-110 dari 188 negara.

Kualitas manusia dibentuk sejak usia dini melalui pembiasaan membaca agar ia memiliki kemampuan hidup paling dasar: membaca dan memahami teks. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan USAID saat melakukan penilaian kemampuan membaca siswa kelas awal (early grade reading assessment/EGRA) pada 2014 mengungkapkan, kemampuan membaca dan memahami teks bagi siswa sekolah masih tergolong rendah, di bawah standar minimal.

EGRA menemukan bahwa pada sekolah yang aktif menggunakan perpustakaan bagi proses siswa membaca, rata-rata kecepatan membaca siswa lebih cepat 14,1 kata per menit daripada sekolah yang tak memiliki perpustakaan. Menurut Room to Read, buku yang mampu membantu anak pemula meningkatkan kemampuan membaca bergenre cerita anak bergambar. Buku itu diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesulitan teks yang terbagi dalam enam jenjang buku. Klasifikasi ini disebut "penetapan jenjang buku".

Penetapan jenjang buku digunakan karena telah terbukti mampu membantu anak menemukan buku sesuai dengan tingkat kemampuan baca mereka. Setidaknya ada empat kriteria penetapan enam jenjang buku oleh Room to Read: kerumitan kata dan kalimat dalam buku, jumlah rerata kata dan kalimat per halaman, kerumitan topik dan alur cerita, dan komposisi ilustrasi tiap halaman.

Presiden Jokowi memiliki program menggratiskan pengiriman buku bagi komunitas baca kepada taman bacaan dan sekolah di daerah setiap tanggal 17 tiap bulan. Kiranya komunitas baca yang mengirim buku perlu memperhatikan penetapan jenjang buku sebagai panduan memilih buku yang akan dikirim.

Metode penetapan jenjang buku Room to Read ini layak dipraktikkan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan memahami teks bagi pembaca pemula sebagai bekal mereka memperbaiki kualitas bangsa ini.

DICKI AGUS NUGROHO

Pustakawan, Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah

Sampah di Pondok Cabe

"Lebih gampang membuang sampah sembarangan dibandingkan menjaga lingkungan itu sendiri."

Itulah slogan pemerintah setempat di bilangan Pondok Cabe Udik, Tangerang Selatan. Namun, sampai sekarang terlihat ketidakpedulian warga dan pemerintah di sana: tidak mau turut campur menjaga lingkungan, khususnya pada sebidang tanah di Jalan Kemiri IV-Kunir V yang dijadikan tempat pembuangan sampah.

Kami sudah membuat larangan, penutupan di tanah itu, dan beradu mulut dengan pembuang sampah. Keluhan sudah disampaikan kepada pemerintah setempat. Sampai sekarang tidak ditanggapi.

Sampah berupa logam, plastik, dan bahan organik menggunung, dibakar dari pagi hingga malam, yang membuat warga di Kemiri IV-Kunir V menghirup asap yang berpotensi membuat penyakit ISPA. Bau sampah mengundang lalat dan tikus.

Keluhan terus kami layangkan kepada Kelurahan Pondok Cabe Udik dengan tembusan kepada ketua RT/RW dan camat. Tanpa hasil! Bolehlah kami menduga "Adakah transaksi uang di sini?"

YUDITH ANDHIKA

Jalan Delta Sari Ujung, Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Sepekan dan Seminggu

Dalam berita utama Kompas edisi Kamis,7 September, "Polemik Hari Sekolah Berakhir", disebutkan bahwa "...selama lima atau enam hari sepekan". Tampaknya sudah terjadi penafsiran bahwa sepekan itu sama saja denganseminggu, padahal jelas berbeda.

Seminggu memang terdiri atas tujuh hari: Senin sampai dengan Minggu. Namun, sepekan itu dari asal kata pekan "pasar" yang terdiri atas lima hari belaka: Legi, Paing, Pon, Wage, dan Kliwon.

Demikian.

YAN WIDJAYA

Jalan Bambu Aur 22, Bojong Indah, Jakarta Barat

Catatan Redaksi

Terima kasih atas masukan Saudara. Namun, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lema pekan juga mengandung makna "minggu" (7 hari).

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 September 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger