Dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Selasa (12/12), Presiden Joko Widodo mengajak kalangan pelaku usaha dan investor tetap optimistis melihat perekonomian. Optimisme juga diungkapkan berbagai kalangan, mulai dari ekonom, birokrat dan teknokrat, hingga pelaku usaha.

Kita memiliki banyak alasan untuk tetap optimistis. Dari sisi fondasi makroekonomi, banyak pihak sepakat ekonomi Indonesia saat ini sudah berada di jalur yang benar, stabil, dan terus bertumbuh. Dari sisi eksternal, optimisme didukung proyeksi ekonomi global yang kian membaik.

PDB dunia diprediksi IMF tumbuh 3,6 persen pada 2017 dan 3,7 persen pada 2018. Di sisi perdagangan, setelah mengalami stagnasi, perdagangan dunia diprediksi tumbuh 2,9 persen tahun ini. Ekspor Indonesia juga menunjukkan penguatan, terutama dengan membaiknya permintaan dan harga komoditas, khususnya batubara dan minyak sawit.

Prospek investasi juga membaik, dengan membaiknya peringkat daya saing, peringkat kemudahan berusaha, dan juga peringkat utang Indonesia. Berbagai langkah kebijakan pemerintah beberapa tahun terakhir, seperti deregulasi, debirokratisasi, dan pembangunan infrastruktur, juga menempatkan ekonomi pada posisi lebih baik untuk tumbuh dan mengambil momentum membaiknya ekonomi global.

Dari sisi politik, masyarakat kita relatif sudah cukup matang dalam berdemokrasi sehingga siklus politik rutin seperti pemilu atau pilkada bisa berlangsung baik tanpa gejolak. Dari pengalaman penyelenggaraan pemilu selama ini, meningkatnya belanja politik pemilu justru mampu menggerakkan aktivitas ekonomi lewat meningkatnya permintaan dan daya beli kelompok ekonomi bawah.

Sejumlah agenda besar, seperti penyelenggaraan Asian Games 2018 di mana Indonesia menjadi tuan rumah, juga berpotensi besar menjadi momentum tambahan pengungkit pergerakan ekonomi.

Setelah diprediksi tumbuh 5,1 persen tahun ini, perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh 5,4 persen tahun depan. Tingkat inflasi dan suku bunga yang relatif rendah juga berpotensi mendorong laju sektor riil. Lapangan kerja diprediksi membaik dengan adanya rencana pemerintah lebih fokus pada upaya pengurangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja lewat berbagai program padat karya, stimulus bantuan sosial, dan dana desa.

Semua gambaran positif itu tak lantas berarti kita mengabaikan berbagai risiko dan tantangan yang ada, baik internal maupun eksternal. Jangan sampai kita kehilangan fokus untuk berbenah dan bekerja keras mengejar target. Kita tak ingin kehilangan momentum dari berbagai perkembangan ekonomi dan politik, nasional maupun dunia.