Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 29 Desember 2017

SURAT KEPADA REDAKSI: Kita Semua Pendatang//Sumber Arthamas Menahan BPKB//Perpanjang STNK di Samsat Bekasi (Kompas)

Kita Semua Pendatang

Membaca "Humanisme dan Gus Dur" di Kompas, 18 Desember lalu, pada rubrik "Surat kepada Redaksi", saya setuju untuk jangan lagi menggunakan kata pribumi, seolah-olah ada penduduk asli, penduduk murni, di Indonesia.

Berdasarkan sejarahnya, nenek moyang bangsa Indonesia adalah pendatang bangsa Austronesia (bermukim di Yunan, China selatan sampai Taiwan) dan Dong Son (Vietnam utara) yang pindah dalam dua gelombang besar, yaitu pada 2000 SM dan 500 SM.

Dari segi genetik DNA, menurut penelitian terbaru Herawati Sudoyo, "The Peopling of Indonesian Archipelago: Unity in Diversity", November 2016, bangsa Indonesia berlatar genetik campuran. Jadi, tidak rata semua di seantero negeri ini.

Dari barat ke timur ada penurunan. Paling tinggi adalah Austroasiatik yang berasal dari China daratan. Pendatang itu turun masuk ke Nusantara, membawa genetiknya, kawin-mawin dengan pendatang lain dan jadilah kita, orang Indonesia.

Herawati meneliti penduduk di 13 pulau besar serta 80 komunitas di Indonesia meliputi waktu kedatangan, pola migrasi, hingga relasi perkawinan dengan menganalisis data genetik DNA serta membandingkannya dengan data nirgenetik, seperti linguistik, etnografi, arkeologi, dan sejarah.

Pada prinsipnya, secara genetik kita memiliki latar belakang yang bermacam-macam di satu individu. Latar belakang yang bermacam-macam itu semuanya pendatang.

Jadi, di Indonesia ini tidak ada yang namanya pribumi, apalagi murni pribumi. Semuanya pendatang dan campuran, tidak murni. Persoalannya memang terletak pada mereka yang datang duluan dan mengaku bahwa dirinyalah yang asli, yang pribumi, padahal semuanya pendatang. Sekali lagi: pendatang itu pun juga campuran.

INDRAGUNG PRIYAMBODO, Bumi Sentosa, Nanggewer Mekar, Cibinong, Bogor, Jawa Barat

Sumber Arthamas Menahan BPKB

Pada 13 April 2017 dan 28 April 2017 saya membeli 19 mobil lelang tarikan leasing PT Sumber Arthamas Finance (SAF) Cabang Medan. Fotokopi bukti transfer ke rekening BNI 2333255550 atas nama Sumber Arthamas Finance saya lampirkan kepada redaksi surat kabar ini.

Ketika itu, Kantor SAF Cabang Medan (Rudi Silitonga sebagai kepala cabang) membuat perjanjian di atas meterai bahwa buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) akan diserahkan kepada saya paling lama tiga bulan sejak pembayaran dengan alasan BPKB semua berada di kantor pusat PT SAF Jakarta.

Sampai surat ini saya tulis (sekitar delapan bulan), keberadaan dan informasi tentang BPKB tidak jelas, bahkan Kantor SAF Cabang Medan saat ini sudah tutup.

Saya berharap manajemen PT SAF bertanggung jawab, menghubungi dan menjelaskan kepada kami mengenai keberadaan BPKB tersebut. Kami sangat dirugikan membeli mobil lelang tanpa BPKB.

DARMAN TUAH SARAGIH, Jl Patuan Anggi Blk, Pematang Siantar, Sumatera Utara

Perpanjang STNK di Samsat Bekasi

Beberapa waktu lalu kami hendak memperpanjang STNK beberapa sepeda motor (untuk operasionalisasi kantor perusahaan) di Samsat Bekasi yang berlokasi di Bulak Kapal. Surat-surat kami dinyatakan belum lengkap.

Selain NPWP, SIUP, TDP, KTP, STNK, dan BPKB asli yang kami siapkan, rupanya kami masih diminta surat keterangan domisili. Keesokan harinya surat keterangan domisili kami bawa dan kami datang kembali di kantor samsat tersebut. Oleh pegawai samsat, surat keterangan domisili terbaru kami yang berlaku seumur hidup dinyatakan sudah berakhir masa berlakunya.

Dengan terpaksa kami membuat surat keterangan domisili yang baru, tetapi masih ada lagi yang kurang, menurut pegawai samsat. Harus ada kop surat perusahaan untuk surat kuasa dan surat pernyataan tentang pengurusan STNK kendaraan tersebut. Kami pulang karena masih ada kekurangan.

Begitulah urusan di Samsat Bekasi: tak sekaligus sejak awal disebutkan kekurangan untuk kelengkapan dokumen yang diperlukan. Sampai akhirnya bayar pajak untuk STNK, kami bolak- balik lima kali. Betapa sulit jadi warga negara yang baik berurusan dengan Samsat Bekasi.

LOKADJAJA, Perumahan Harapan Indah, Bekasi Barat, Bekasi, Jawa Barat

Kompas, 29 Desember 2017
Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger