REUTERS/TONY GENTILE

Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte berbicara di hadapan media massa seusai pertemuan konsultasi dengan partai-partai politik di Majelis Rendah Parlemen Italia di Roma, Italia, Kamis (24/5/2018).

Kebuntuan baru menghampiri Italia. Presiden Sergio Mattarella tampak bersikeras pada posisinya untuk tidak menyetujui usulan menteri oleh pemerintah baru.

Perdana Menteri Giuseppe Conte pada Jumat pekan lalu bertemu Presiden Mattarella yang diperkirakan bertujuan membahas isu kabinet. Di dalam kabinet baru itu ada nama Paolo Savona, 81 tahun, sebagai Menteri Ekonomi. Ia dikenal sebagai pengkritik keras Uni Eropa. Dengan sikap Presiden yang menolak nama Savona, Conte belum berhasil membentuk pemerintahan meskipun sudah ditunjuk sebagai perdana menteri beberapa hari sebelumnya.

Merespons pertemuan itu, pemimpin kelompok sayap kanan Liga Utara, Matteo Salvini, yang mendukung penunjukan Savona, sangat marah. Kemarahan disampaikannya melalui media sosial Facebook, Jumat lalu. Kemarahan ditunjukannya lagi pada Sabtu dengan menampilkan di Twitter karikatur di media Jerman yang mengecam Italia. Salvini lalu menyebut bahwa politisi dan media Jerman menghina warga Italia sebagai pengemis, pemalas, penghindar pajak, dan tak tahu berterima kasih.

Salvini hanya bisa marah meski ia bersama pemimpin Gerakan 5 Bintang, Luigi Di Maio, merupakan pihak yang mengajukan Conte sebagai perdana menteri. Salvini dan Di Maio tidak memiliki wewenang untuk menunjuk menteri. Penunjukan menteri sepenuhnya merupakan wewenang perdana menteri serta Presiden Italia.

Sebelum ini, Gerakan 5 Bintang dan Liga Utara membentuk koalisi setelah kebuntuan terjadi selama lebih kurang 80 hari pascapemilu pada Maret lalu. Koalisi yang berintikan kekuatan sayap kanan ini memiliki sikap anti-Uni Eropa. Gabungan program kerja mereka diperkirakan akan menambah defisit anggaran, sesuatu yang ditentang keras oleh Brussels.

Setelah akhirnya bersatu untuk mengakhiri kebuntuan dalam negosiasi koalisi, kubu sayap kanan Italia kini mendapati kenyataan bahwa mereka menghadapi tantangan baru, yakni garis politik Presiden Mattarella yang menghendaki Italia tidak sampai diisolasi oleh UE. Karena itu, Mattarella, yang dipilih parlemen saat lembaga legislatif itu masih didominasi kubu kiri tengah, berusaha mencegah Savona sebagai Menteri Ekonomi. Situasi ini—tarik-menarik antara sayap kanan Italia yang menguasai pemerintahan dan Presiden Mattarella—merupakan kebuntuan politik baru di Italia.

Dengan demikian, Mattarella kelihatan menjadi harapan terakhir Eropa untuk mencegah pemerintahan Italia sepenuhnya berada di posisi yang berseberangan dengan Brussels. Proses politik, tawar-menawar, dan dialog harus dilakukan oleh kubu sayap kanan Italia agar mereka dapat menjalankan mandat rakyat untuk menjalankan pemerintahan.